Sejak puluhan tahun lalu warga di tiga desa tersebut dipisahkan oleh bentangan Sungai Cikeunyat yang membelah Kecamatan Sucinaraja dan sebagian Kecamatan Karangpawitan. Padahal, warga di dua desa yakni Sukalaksana dan Linggamukti sehari-hari selalu beraktifitas di Desa Sukaratu yang merupakan ibu kota Kecamatan Sucinaraja.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Sukaratu, Sutardjan, mengaku sangat gembira dengan akan segera dibangunnya sebuah jembatan yang menghubungkan ketiga desa di kecamatan tersebut. Menurut dia, ribuan warga di ketiga desa itu sudah menantikan adanya jembatan sejak puluhan tahun lalu.
Dikatakannya, sejak ketiga desa itu berdiri pada akhir tahun 60-an, untuk beraktifitas sehari-hari, warga di ketiga desa terpaksa harus turun ke sungai atau memakai jalan memutar sejauh tujuh kilometer melewati jalan setapak. Itu pun harus melalui wilayah Kampung Biru, Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan terlebih dahulu.
“Kini warga tak harus mempertaruhkan nyawa dengan menyebrangi aliran sungai cukup deras untuk beraktifitas sehari-hari. Anak-anak sekolah juga lebih aman,” kata Sutardjan saat ditemui di lokasi pembangunan jembatan di Desa Sukaratu, Rabu (20/6/2012).
Selama puluhan tahun, kata dia, warga di ketiga desa terpaksa harus menyebrangi sungai hanya untuk menjual hasil panen mereka atau berbelanja ke desa tetangga karena sama sekali tak ada akses jembatan yang menghubungkan ketiga desa itu.
“Namun jika air sungai sedang deras, warga sama sekali tak bisa menyebrang ke sungai karena sangat berbahaya,” katanya.
Jika sudah begitu, kata Sutardjan, warga pun terpaksa memutar sejauh tujuh kilometer hanya untuk sampai ke ibukota kecamatan. Kalau menggunakan ajasa angkutan ojek, kata dia, ongkosnya bisa mencapai lebih dari Rp 10 ribu sekali jalan.
Camat Sucinaraja, Ajat Sudrajat, mengatakan jembatan tersebut dapat segera terealisasi berkat bantuan Pemprov Jawa Barat dan bantuan PNPM pemerintah pusat. Direncanakan, jembatan itu akan dibangun secara permanen dengan panjang sekitar 22 meter dan lebar sekitar empat meter.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Sukaratu, Sutardjan, mengaku sangat gembira dengan akan segera dibangunnya sebuah jembatan yang menghubungkan ketiga desa di kecamatan tersebut. Menurut dia, ribuan warga di ketiga desa itu sudah menantikan adanya jembatan sejak puluhan tahun lalu.
Dikatakannya, sejak ketiga desa itu berdiri pada akhir tahun 60-an, untuk beraktifitas sehari-hari, warga di ketiga desa terpaksa harus turun ke sungai atau memakai jalan memutar sejauh tujuh kilometer melewati jalan setapak. Itu pun harus melalui wilayah Kampung Biru, Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan terlebih dahulu.
“Kini warga tak harus mempertaruhkan nyawa dengan menyebrangi aliran sungai cukup deras untuk beraktifitas sehari-hari. Anak-anak sekolah juga lebih aman,” kata Sutardjan saat ditemui di lokasi pembangunan jembatan di Desa Sukaratu, Rabu (20/6/2012).
Selama puluhan tahun, kata dia, warga di ketiga desa terpaksa harus menyebrangi sungai hanya untuk menjual hasil panen mereka atau berbelanja ke desa tetangga karena sama sekali tak ada akses jembatan yang menghubungkan ketiga desa itu.
“Namun jika air sungai sedang deras, warga sama sekali tak bisa menyebrang ke sungai karena sangat berbahaya,” katanya.
Jika sudah begitu, kata Sutardjan, warga pun terpaksa memutar sejauh tujuh kilometer hanya untuk sampai ke ibukota kecamatan. Kalau menggunakan ajasa angkutan ojek, kata dia, ongkosnya bisa mencapai lebih dari Rp 10 ribu sekali jalan.
Camat Sucinaraja, Ajat Sudrajat, mengatakan jembatan tersebut dapat segera terealisasi berkat bantuan Pemprov Jawa Barat dan bantuan PNPM pemerintah pusat. Direncanakan, jembatan itu akan dibangun secara permanen dengan panjang sekitar 22 meter dan lebar sekitar empat meter.
Para pengurus GarutOnline.Com Tidak selalu Online untuk memantau Komentar yang Masuk, Jadi tolong berikan Komentar Anda dengan Pantas dan Layak dikonsumsi oleh Publik. No SARA, SPAM dan Sejenisnya.